Elon Musk – Elon Musk, CEO Tesla, mengalami kegagalan untuk mendapatkan paket gaji besar dari perusahaannya setelah Pengadilan Delaware menolak pemberian gaji tersebut. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena pemberian gaji tersebut sebelumnya telah disetujui oleh para pemegang saham dalam rapat tahunan yang digelar pada Juni lalu.
Menurut laporan terbaru, paket gaji yang ditolak tersebut kini bernilai fantastis, yakni US$101 miliar atau sekitar Rp1.611,4 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.955 per dolar AS). Jumlah ini setara dengan 303 juta saham Tesla, menjadikannya salah satu paket kompensasi terbesar yang pernah ada di dunia korporasi.
Keputusan pengadilan ini mencerminkan tantangan hukum yang dihadapi Tesla dan Musk terkait kebijakan kompensasi, meskipun ada dukungan dari para pemegang saham. Selain itu, keputusan ini juga berpotensi memengaruhi diskusi global tentang tingkat kompensasi bagi para eksekutif di perusahaan besar seperti Tesla.
Riwayat Penolakan Paket Gaji Elon Musk oleh Pengadilan Delaware
Sebelumnya, Pengadilan Delaware Chancery melalui Ketua Hakim Kathaleen McCormick telah membatalkan paket gaji Elon Musk pada Januari 2024. Saat itu, nilai kompensasi Musk tercatat sebesar US$56 miliar atau sekitar Rp890,4 triliun (asumsi kurs Rp15.955 per dolar AS).
Keputusan tersebut menjadi preseden penting dalam upaya pengadilan untuk mengkaji ulang kebijakan kompensasi eksekutif yang sangat besar, meskipun telah disetujui oleh pemegang saham.
Kini, dengan meningkatnya nilai paket gaji menjadi US$101 miliar, pengadilan kembali mengambil langkah serupa untuk menolak pemberian tersebut. Hal ini memperlihatkan sikap konsisten pengadilan dalam menilai kebijakan kompensasi Tesla, khususnya terkait proporsionalitas dan dampaknya terhadap perusahaan dan pemegang saham.
Keputusan ini menjadi sorotan dunia bisnis, menandakan tantangan hukum yang semakin ketat terhadap kompensasi eksekutif dengan nilai yang luar biasa besar.
Alasan Penolakan Paket Gaji Elon Musk oleh Pengadilan Delaware
Pada Januari 2024, Ketua Pengadilan Delaware Chancery, Kathaleen McCormick, membatalkan paket gaji Elon Musk karena mendapat tentangan dari pemegang saham utama Tesla. Salah satu alasan utama penolakan adalah karena Tesla dinilai memiliki beban tanggung jawab keuangan yang harus dikelola secara kolektif.
“Musk dan dewan Tesla menanggung beban untuk membuktikan bahwa rencana kompensasi tersebut adil, dan mereka gagal memenuhi beban tersebut,” ujar McCormick, seperti dikutip CNN.
Cara Musk Mendapatkan Kompensasi di Tesla
Tidak seperti eksekutif pada umumnya, Musk tidak menerima gaji tunai atau bonus dari Tesla. Sebagai gantinya, ia memperoleh keuntungan besar melalui paket opsi saham, yang memungkinkan dia membeli jutaan saham Tesla dengan harga jauh di bawah harga pasar. Mekanisme ini membuat Musk, salah satu orang terkaya di dunia, tetap memiliki insentif untuk terus memimpin perusahaan.
Posisi Dewan Direksi Tesla dan Pemungutan Suara Pemegang Saham
Pada pemungutan suara pemegang saham Juni lalu, dewan direksi Tesla menyatakan bahwa paket gaji tersebut diperlukan untuk memastikan Musk tetap sepenuhnya terlibat dalam mengelola perusahaan. Hal ini menjadi perhatian karena Musk juga memegang posisi kepemimpinan di berbagai perusahaan lain, seperti SpaceX, Neuralink, Boring Company, dan X (sebelumnya Twitter).
Meski demikian, argumen dewan direksi tidak cukup untuk meyakinkan pengadilan bahwa rencana kompensasi ini adil. Keputusan McCormick pada Januari lalu, bersama dengan penolakan terbaru, menunjukkan bahwa pengadilan menilai perlunya kontrol yang lebih ketat atas kebijakan kompensasi eksekutif di Tesla. Keputusan ini juga menandai peran penting pemegang saham dalam mengawasi kebijakan perusahaan besar.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.