loading…
Keberlanjutan bukan hanya sekadar slogan, tetapi menjadi bagian esensial dari strategi perusahaan saat ini. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berkomitmen untuk memastikan bahwa praktik bisnisnya selaras dengan Agenda Keberlanjutan 2030, menjalankan kegiatan dengan lebih etis dan bertanggung jawab.
Penerapan Kebijakan Pengadaan Berkelanjutan dan Kode Etik Pemasok di dalam grup menjadi langkah nyata untuk mewujudkan hal tersebut. Melalui pendekatan ini, perusahaan tidak hanya fokus pada laba, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan dari operasionalnya.
CEO Grup Lippo Indonesia, John Riady, menegaskan pentingnya pengadaan yang berkelanjutan, transparan, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Setiap elemen dalam rantai pasok diharapkan mampu berkontribusi dalam menciptakan ekosistem yang tangguh dan bertanggung jawab bagi seluruh pemangku kepentingan.
Kebijakan Pengadaan Berkelanjutan dan Kode Etik Pemasok
Kebijakan yang diterapkan memberikan landasan bagi seluruh mitra dan pemasok dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka. Dengan menekankan hak asasi manusia, keselamatan kerja, dan keberlanjutan lingkungan, LPKR berupaya membangun hubungan saling menghormati di setiap level produksi.
Hal ini diharapkan dapat menekan risiko hukum dan reputasi yang mungkin muncul akibat ketidakpatuhan dari pemasok. Oleh karena itu, setiap mitra diwajibkan menandatangani Supplier Statement of Commitment sebagai simbol komitmen mereka terhadap etika dan keberlanjutan.
Kepatuhan terhadap kode etik ini getir mengharuskan perusahaan untuk berinvestasi dalam pelatihan dan pengawasan bagi pemasok. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak memahami dan menjalankan setiap prinsip yang telah ditetapkan.
Menjaga Etika dan Kepatuhan dalam Praktik Bisnis
LPKR memiliki prinsip utama yang mencakup etika bisnis yang kokoh dan kompetisi yang adil. Dengan menolak praktik korupsi, suap, dan nepotisme, perusahaan berjuang untuk menciptakan iklim usaha yang sehat dalam industri.
Awareness terhadap hak asasi manusia dan perlindungan ketenagakerjaan juga menjadi fokus utama dalam kebijakan mereka. Hal ini menunjukkan dedikasi LPKR untuk tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga untuk melampaui ekspektasi masyarakat.
Perusahaan berharap bahwa dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan citra dan reputasi di mata publik. Ketika etika bisnis dijadikan sebagai landasan, kepercayaan masyarakat terhadap LPKR akan semakin meningkat.
Peran Pendidikan dan Kesadaran dalam Keberlanjutan
Pendidikan mengenai keberlanjutan menjadi bagian integral dalam strategi LPKR. Hal ini tidak hanya berlaku di dalam organisasi, tetapi juga untuk mitra dan pemasok agar mereka memahami pentingnya keberlanjutan.
Program pelatihan dan sosialisasi rutin diselenggarakan untuk memastikan setiap individu paham tanggung jawab mereka. Dengan peningkatan kesadaran tentang isu-isu lingkungan dan sosial, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari operasional mereka.
Kerja sama dengan berbagai lembaga juga menjadi hal yang penting untuk meningkatkan efektivitas program keberlanjutan. Dengan demikian, LPKR berharap untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar dalam masyarakat dan lingkungan.
